Nasehat

Beginilah Kegigihan Setan, Seberapakah Mujahadah Kita?


Kegigighan Syaitan Dalam Menggoda ManusiaTahukah Anda, sejak diputuskan sesat oleh Allah, iblis memulai peperangannya dengan manusia. Perang yang dilancarkan terhadap seluruh manusia di muka bumi tanpa henti. Iblis berkata:

رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

“Wahai Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS Al-Hijr 40)

Setan juga menabuh genderang perang atas manusia sejak mereka lahir di muka bumi, Nabi mengabarkan hal ini:

صِيَاحُ الْمَوْلُودِ حِينَ يَقَعُ نَزْغَةٌ مِنْ الشَّيْطَانِ

“Jeritan bayi tatkala dilahirkan adalah karena ditusuk oleh syetan.” (HR Muslim).

Setelah itu pun, manusia tak akan dibiarkan melenggang di atas jalan fithrah. Dari segala arah setan menggoda, membujuk, merayu dan menghalangi manusia dari jalan yang lurus, tekad iblis:

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS Al-A’raaf 17)

Pekerjaan itu dilakukan dengan serius, agresif, intensif dan bahkan tanpa kenal istirahat. Hasan Al-Bashri pernah ditanya: “Apakah setan mengenal waktu istirahat?” Beliau menjawab: “Kalau saja setan istirahat, tentulah kita bisa rehat.”

Bukan saja di waktu mata manusia dalam keadaan berjaga, di saat tidur pun setan melancarkan serangannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

“Setan mengikatkan tali ke tengkuk manusia dengan tiga ikatan di saat tidur, dia mengencangkan talinya setiap kali mengikat sembari berkata: ‘malammu masih panjang, maka tidurlah.’ Maka jika ia bangun dan berdzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Jika ida terus berwudhu, lpeaslah satu ikatan berikutnya. Dan jika dia melanjutkan dengan shalat, maka lepaslah satu ikatan berikutnya, hingga pagi harinya dia bersemangat dan jernih jiwanya. Namun jika tidak (melakukan ketiganya), pagi harinya menjadi keruh jiwanya dan malas.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Demikian yang dikabarkan oleh Nabi tentang upaya setan menina bobokkan manusia agar kehlangan keutamaan shalat, dzikir, do’a dan istighfar di waktu malam. Setan kegirangan manakala berhasil membuat manusia tidur sampai pagi. Tanda kemenangan dan sekaligus penghinaan terhadap musuhnya dia wujudkan dengan mengencingi telinganya. Untuk itulah di dalam Shahihain disebutkan ketika diceritakan kepada Rasulullah tentang seseorang yang tidur semalam suntuk hingga subuh, maka Nabi bersabda:

ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنَيْهِ أَوْ قَالَ فِي أُذُنِهِ

‘Itulah orang yang dikencingi setan kedua telingannya atau beliau berkata: sebelah telingannya.’ (HR Al-Bukhari)

Lalu seberapa girangnya setan sekiranya seseorang tidur hingga matahari hampir terbit atau bahkan setelah terbit?

Setan juga tak pernah bosan dan putus asa menggoda manusia, di level manapun tingkatan iman mereka, ranjau selalu dipasang untuk menjerat mangsanya. Jika manusia tak mau melakukan kesyirikan dan kekafiran, setan menggodanya dengan amalan bid’ah. Jika tak mempan juga, setan membujuk dan memberi fasilitas agar ia melakukan dosa besar. Jika tak mampu, dosa kecil adalah ranjau berikutnya. Jika tak mempan, setan menyibukkannya dengan hal-hal yang mubah. Jika tak mempan juga, jebakan berikutnya adalah merusak prioritas amal. Target akhirnya:

“Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”(QS. Fathir 6)

Bahkan untuk memuluskan tujuannya, masing-masing setan mengambil spesialisasi tugas dan peranannya sesuai dengan keahliannya. Jika demikian gencar setan memusuhi kita, segigih itukah perlawanan kita untuk menghadapinya? Wallahul musta’an.

Sumber : Catatan FB Ustadz Abu Umar Abdillah

Gambar : http://walls-world.com/wp-content/uploads/2013/08/Dark-Tamar-Wallpaper.jpg

Tinggalkan komentar